tauajalah.com - Studi terbaru mengungkapkan soal kebiasaan pengguna di media sosial (medsos) Instagram. Diungkap, pengguna akan mendapatkan dampak psikologis jika sering mendapatkan likes atau komentar.
Studi yang dilakukan oleh Adam Alter, Profesor dari New York University tersebut memaparkan, dampak psikologis yang dimaksud adalah tumbuhnya rasa percaya diri dan kesenangan. Ia menyamakan sensasi tersebut dengan menggunakan narkoba.
"Efek yang dirasakan seseorang ketika mendapatkan likes di Instagram, akan menghasilkan hormon dopamine, yakni hormon yang bisa memicu perasaan senang. Hormon ini sebetulnya juga tercipta saat orang meminum alkohol, merokok atau bahkan menggunakan obat-obatan terlarang," kata Alter.
Nah, bagaimana jika si pengguna jarang mendapatkan likes pada post yang diunggah? Menurut Alter, dampak yang didapat akan sebaliknya. Pengguna akan kurang percaya diri, dan ia akan terus menanti likes dari pengguna lain layaknya kecanduan.
Studi menarik lain yang juga telah dipelajari Alter adalah kebiasaan seseorang untuk menampilkan sisi terbaik di medsos. Dalam hal Instagram, pengguna ingin menampilkan foto terbaik. Bahkan, mereka bisa rela foto berkali-kali sebelum mengunggahnya.
"Apa yang dilakukan pengguna medso--terlebih Instagra--saat ini hanya seolah memperlihatkan sisi positifnyas aja. Ironisnya, hal ini menjadi pembanding kesempurnaan medsos seseorang. Coba lihat, jika akun medsos kita biasa-biasa saja dan melihat isi dari medsos seseorang yang begitu sempurna, pasti menciptakan kecemburuan sosial," terang Alter.
"Karena itu, hal ini pun dapat membawa dampak psikologis yang mendalam bagi kita," pungkasnya. Studi terbaru mengungkapkan soal kebiasaan pengguna di media sosial (medsos) Instagram. Diungkap, pengguna akan mendapatkan dampak psikologis jika sering mendapatkan likes atau komentar.
Studi yang dilakukan oleh Adam Alter, Profesor dari New York University tersebut memaparkan, dampak psikologis yang dimaksud adalah tumbuhnya rasa percaya diri dan kesenangan. Ia menyamakan sensasi tersebut dengan menggunakan narkoba.
"Efek yang dirasakan seseorang ketika mendapatkan likes di Instagram, akan menghasilkan hormon dopamine, yakni hormon yang bisa memicu perasaan senang. Hormon ini sebetulnya juga tercipta saat orang meminum alkohol, merokok atau bahkan menggunakan obat-obatan terlarang," kata Alter.
Nah, bagaimana jika si pengguna jarang mendapatkan likes pada post yang diunggah? Menurut Alter, dampak yang didapat akan sebaliknya. Pengguna akan kurang percaya diri, dan ia akan terus menanti likes dari pengguna lain layaknya kecanduan.
Studi menarik lain yang juga telah dipelajari Alter adalah kebiasaan seseorang untuk menampilkan sisi terbaik di medsos. Dalam hal Instagram, pengguna ingin menampilkan foto terbaik. Bahkan, mereka bisa rela foto berkali-kali sebelum mengunggahnya.
"Apa yang dilakukan pengguna medso--terlebih Instagra--saat ini hanya seolah memperlihatkan sisi positifnyas aja. Ironisnya, hal ini menjadi pembanding kesempurnaan medsos seseorang. Coba lihat, jika akun medsos kita biasa-biasa saja dan melihat isi dari medsos seseorang yang begitu sempurna, pasti menciptakan kecemburuan sosial," terang Alter.
"Karena itu, hal ini pun dapat membawa dampak psikologis yang mendalam bagi kita," pungkasnya.
TEKNOLOVE.ID
0 comments
Post a Comment