tauajalah.com - Media sosial Facebook belum lama ini bikin geger ketika sebuah grup pedofilia terbongkar ke publik. Kini kasus serupa kembali terjadi, bedanya para anggota di dalamnya diduga mengalai maiesiophilia, sebuah kelainan seksual dimana seseorang akan merasa bergairah dan terangsang bila melihat ibu hamil.
Sayangnya, melacak anggota pengidap maiesiophilia tidak semudah melacak predator pedofilia. Kebanyakan dari mereka menyamarkan identitasnya dengan berpura-pura menjadi ibu hamil pada akun Facebook atau media sosial lainnya. Mereka lalu bergabung ke grup khusus ibu hamil. Nah, di sanalah aksi mereka dimulai.
Biasanya pelaku maiesiophilia memancing korban dengan mengeluarkan foto-foto kehamilan palsu (bukan miliknya) agar anggota grup alias perempuan yang sedang hamil juga ikut mengunggah foto hamilnya. Foto-foto itu kemudian mereka ‘curi’ untuk dijadikan koleksi pribadi.
Tak jarang beberapa pelaku maiesiophilia nekat berburu foto ibu hamil. Jika di jalan atau di ruang publik mereka bertemu perempuan yang sedang hamil, mereka akan langsung memotonya lewat kamera handphone. Sampai saat ini kasus tersebut belum ditangani serius oleh kepolisian karena belum ada serangan fisik yang terjadi pada ibu hamil.
Fenomena maiesiophilia sebenarnya sudah tenar sejak 2015 lalu. Tiga organisasi yang terdiri dari The Australian Multiple Birth Association (AMBA), New Zealand Multiple Birth Association, dan Multiple Births Canada sudah memperingati para perempuan untuk tidak terlalu sering mengunggah foto-foto kehamilan di media sosial. Mereka menduga ada semacam penyalahgunaan foto oleh kelompok yang diduga menderita maiesiophilia.
Ali Mountifield, Communications Direktur AMBA mengatakan, predator seks ini menjebak korban melalui grup khusus ibu hamil. Mereka mencuri foto-foto kehamilan dari para anggota grup. Foto itu kemudia diunggah ke sebuah website porno bernama preggophilia.com. Di situs itulah beragam artikel pornografi lengkap dengan fotonya disebar secara bebas.
Tren pamer kehamilan dimulai sejak selebriti Hollywood, Demi Moore melakukan sesi foto kehamilan pada 1991. Sejak saat itu, perempuan hamil semakin banyak yang mengunggah perut buncitnya, terutama ketika teknologi media sosial mulai populer.
Sebaiknya kamu menahan diri untuk tidak mengunggah foto kehamilan di media sosial manapun. Jikapun terpaksa melakukannya, pilihlah foto yang tampak tertutup dan sopan. Lalu seting media sosial mu sebagai akun privat hingga tak semua orang bisa melihatnya.
Hindari untuk bergabung dengan grup kehamilan. Jika membutuhkan informasi soal kehamilan, lebih baik membaca buku-buku kehamilan yang banyak tersedia atau membuka aplikasi serta website khusus kesehatan.TEKNOLOVE
0 comments
Post a Comment