TAUAJALAH.COM - Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengumumkan pada hari Selasa (16/05) bahwa negaranya akan mengakuisisi dua kapal selam baru yang dijadwalkan akan siap beroperasi pada 2024.
Pembelian ini dirasakan perlu oleh Singapura untuk mengimbangi pertumbuhan angkatan laut di Asia dan menjadi kekuatan yang efektif, meski saat ini terus bekerja sama dengan angkatan laut lainnya dalam mengatasi tantangan keamanan bersama, kata Dr Ng, pada upacara pembukaan pameran International Maritime Defence Exhibition and Conference (Imdex) Asia ke-11.
Bersama dua kapal selam lainnya dari model Type 218SG yang sama yang dipesan sebelumnya dan diperkirakan akan diserahkan pada tahun 2021 dan 2022, kedua pembelian baru tersebut akan memastikan Angkatan Laut Singapura terus melakukan modernisasi dan mengimbangi pertumbuhan
angkatan laut di Asia, ia menambahkan.
“Pada kondisi mapan, keempat kapal selam Type 218SG dalam kedinasan akan saling melengkapi dalam perawatan, logistik dan operasi, dan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk melindungi jalur komunikasi laut kita,” kata Dr Ng.
Ia mencatat bahwa lebih dari 50 persen lalu lintas kontainer global sekarang bergerak melalui Asia Pasifik. Singapura sendiri telah mengalami peningkatan 20 persen selama dekade terakhir, dari 480 juta ton di tahun 2006 menjadi hampir 600 juta ton pada tahun lalu.
Untuk melindungi kepentingan mereka, negara-negara Asean, Australia, Tiongkok, dan India telah meningkatkan kekuatan angkatan laut dan anggaran angkatan laut negara-negara Asia-Pasifik diperkirakan meningkat 60 persen sampai tahun 2020.
Dengan mengutip statistik dari lembaga analisis dan konsultasi angkatan laut AS AMI International, Dr Ng menambahkan bahwa pada tahun 2030, akan ada sekitar 800 lebih kapal perang dan kapal selam yang beroperasi di wilayah Asia Pasifik dibandingkan dengan hari ini.
Dr Ng juga menekankan pentingnya kerja sama multilateral untuk memerangi ancaman transnasional seperti terorisme, pembajakan dan penyelundupan ilegal senjata pemusnah massal.
“Masing-masing negara perlu untuk bekerja sama, bahkan ketika masing-masing negara memperkuat angkatan laut dan badan keamanan maritim mereka,” katanya.
Dia menyebutkan bagaimana Singapura menjadi bagian dari patroli gabungan di Selat Malaka dan menawarkan bantuan untuk patroli gabungan dengan Malaysia, Indonesia dan Filipina di Laut Sulu untuk menangani masalah keamanan.
Tapi seiring lautan menjadi semakin sibuk dengan aktivitas komersial dan militer, prosedur praktis dan platform diperlukan untuk mencegah atau menangani insiden yang tidak diinginkan di laut, katanya.
Dia menambahkan bahwa Kode untuk Code for Unplanned Encounters at Sea, atau Cues, telah berhasil dan harus diperluas untuk mencakup penjaga pantai dan kapal-kapal non-militer.
Angkatan Laut Republik Singapura (RSN) juga berusaha mengembangkan kode etik untuk kapal selam untuk meningkatkan keselamatan operasi bawah laut dan kapal selam.
Singapura memulai pengoperasian kapal selam antara tahun 1995 dan 1997 saat mengakuisisi empat kapal selam Kelas Sjoormen dari Swedia yang dibangun pada tahun 1960an. Kapal-kapal selam tersebut kemudian menjalani perbaikan dan diberi nama sebagai kapal kelas Challenger.
Pada tahun 2005, Singapura membeli dan mengupgrade sepasang kapal selam kelas Vastergotland Swedia, yang disebut kapal kelas Archer.
Kapal selam ini dilengkapi dengan sistem Air Independent Propulsion (AIP) yang canggih yang memungkinkan mereka bertahan menyelam selama enam minggu di laut – dua kali lebih lama daripada kapal selam kelas Challenger.
Dengan sistem AIP juga berarti bahwa armada kapal selam lebih siap untuk bersembunyi dari musuh dan memberikan kapasitas yang diperluas untuk operasi seperti perang anti-kapal selam atau kapal permukaan di daerah seperti Laut Cina Selatan atau Selat Malaka.
Pada bulan November 2013, Singapura telah menandatangani kontrak dengan kontraktor pertahanan Jerman Thyssenkrupp Marine System untuk membeli kapal selam tipe-218SG baru.
Ini menandai pertama kalinya Singapura membeli kapal selam baru, kapal selam diesel-elektrik generasi baru yang akan dibangun dari awal dan diperkirakan akan diserahkan pada tahun 2020an. Kapal selam Tipe 218SG juga akan dilengkapi dengan sistem AIP.(militermeter)
0 comments
Post a Comment