TAUAJALAH.COM - Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Hulu Sungai Tengah, bekerjasama dengan TNI/Polri berhasil menggagalkan pesta seks kaum waria, di Objek wisata Pagat, Kecamatan Batubenawa, HST, Selasa 27 Juni 2017, pukul 00.00 Wita lalu. Kaum yang terkenal dengan sebutan lesbian, gay, biseksual dan trasgender (LBGT) tersebut, jumlahnya lebih 200 orang lebih.
Namun, yang berhasil terjaring razia dan dikumpulkan untuk keluar dari areal wisata alam itu sekitar 80 orang. Di antara mereka empat orang dibawa ke Kantor Satpol PP. Dua pasang dari mereka, itu kedapatan sedang tanpa busana atau telanjang. Keduanya diduga melakukan seks sesama jenis, saat tersorot lampu anggota Satpol PP yang menyisir area objek wisata tersebut.
Komandan Kompi SatPol-PP Pemkab HST, Kapten Barep HS didampingi Kepala Seksi Operasi dan Pengedalian Lapangan, Dinas Satpol PP HST, Haspiani, Senin (3/7/2017) menjelaskan, sebelum penggerebekan, pihaknya menerima informasi dari pihak Majelis Ulama Indonesia HST.
MUI mendapat informasi, Senin malam, akan ada kongres Waria se-Kalselteng, dengan jumlah anggota lebih 200 orang. Kongres, yang diduga akan jadi ajang pesta LGBT ini dimulai pukul 00.00 sampai selesai. Tapi belum sempat mulai kegiatan itu, kami bersama TNI/Polri berhasil membubarkannya. Saat itu, jumlahnya 200 orang lebih sudah berkumpul di dekat lapangan tenis. Juga ada bunyi musik, sehingga diduga mereka juga mau pesta,jelas Haspiani.
Dijelaskan, saat dirazia mereka sudah berkumpul dengan busana feminin ala perempuan. Jumlah mereka, sebut Haspiani mencapai 200 orang. Mereka berasal dari berbagai daerah di Kalsel, antara lain HSU, Batulicin, Banjarmasin dan lain di Kalsel. Bahkan ada juga dari Kalteng dan Kaltim. Atas perintah Kasat Pol PP, pihaknya bersama TNI Polri, membubarkannya.
Kegiatan yang digelar tengah malam berkedok kongres itu diduga bakal jadi ajang pesta kaum gay dan mereka diduga mencari mangsa dari kaum lelaki sejenis. Terbukti, saat dilakukan penyisiran terdapat dua pasang yang sudah telanjang, namun mereka kabur dikegelapan malam saat tersorot lampu tim gabungan. Namun, berhasil dibawa ke Kantor Satpol PP, untuk diidentifikasi.
"Mereka dari HSU. Sudah membuat perjanjian tidak akan mengulangi perbuatannya lagi dan jika masih mengulangi, akan ditindak tegas,"jelas Haspiani. Dijelaskan pada penertiban itu para waria berhasil dihalau keluar dari areal objek wisata setelah diberikan pengarahan. Mereka sempat hendak balik ke lokasi, setelah berkumpul di pasar Pagat namun kembali dibubarkan.
Barep menambahkan, Pemkab HST juga mengkhawatirkan, jika hal tersebut dibiarkan, wabah LGBT akan menjangkiti masyakat HST, khususnya di sekitar objek wisata. Dengan iming-iming sejumlah uang yang ditawarkan mereka, dikhawatirkan mereka (kaum lelaki) yang tadinya normal jadi tergoda. "APalagi, mereka yang perekononiannya sedang sulit, mudah tergiur tawaran uang. Itu yang Pemkab HST antisipasi," jelas Barep.
Lihat videonya:
0 comments
Post a Comment