tauajalah.com - Jembatan kayu yang melintang di atas Sungai Karang Mumus yang menghubungkan perumahan Griya Mukti Sejahtera dan permukiman warga di luar perumahan, ambruk diterjang arus luapan sungai. Tidak ada korban dari peristiwa itu, namun 26 KK atau sekitar 99 jiwa nyaris terisolir.
Peristiwa itu terjadi Senin (10/4) sore kemarin. Warga saat itu tengah membersihkan rumah di tengah banjir akibat luapan SKM, yang berangsur surut. Arus sungai saat itu, sangat deras.
"Jembatan itu sudah terlihat miring ya. Kita lagi bersih-bersih Pak. Tiba-tiba jembatan ambruk, brakkk! Kejadiannya sekitar jam 18.30 WIB," kata warga RT 09 Khairul, kepada merdeka.com di lokasi, Selasa (11/4) siang.
Jembatan yang belum genap setahun itu dibangun dari dana patungan warga. Jembatan itu menjadi akses satu-satunya dari perumahan ke seberang sungai di RT 9.
"Ada 26 KK sekitar 99 jiwa di RT 9 ini. Sejak kemarin, tidak bisa dilewati Pak. Syukurlah tadi (pagi) dipasang tali, ada 2 perahu karet bantuan BPBD sementara waktu, untuk menyeberangi sungai," ujar Khairul.
Memasuki hari ke delapan, luapan SKM yang semula merendam rumah warga hingga 1,5 meter, terus menyurut. Sampah tanaman dan rumah tangga, ikut terseret derasnya arus sungai. "Jadi kemarin itu, banyak sampah tanaman, juga beberapa plastik. Itu nyangkut di jembatan, arus deras, makanya jembatan tertarik arus, dan ambruk," terang Khairul.
Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang dan jajarannya, siang tadi juga meninjau lokasi kejadian. Dia mengupayakan, agar jembatan segera diperbaiki, agar memperlancar kembali aktivitas warga.
Petugas BPBD kota Samarinda dan Palang Merah Indonesia (PMI) Samarinda, juga disiagakan di lokasi, mengantisipasi kemungkinan jembatan ambruk total, mengingat arus sungai masih sangat deras.
"Ada Pak Jaang di sini, kami minta Wali Kota segeralah bantu kami, perbaiki jembatan ini lagi Pak," kata seorang Ibu, Raudah (48).
Secara keseluruhan, banjir di hari kedelapan ini, sudah berangsur surut. Warga di kelurahan Gunung Lingai dan kelurahan Temindung Permai di kecamatan Sungai Pinang dan kelurahan Sidodadi di kecamatan Samarinda Ulu, terlihat mulai membersihkan rumah mereka.
"Memang surut, tapi di beberapa rumah masih tergenang semata kaki, ada juga yang masih selutut karena rumahnya rendah. Habis banjir, terbitlah sampah. Bersih-bersih," kata Adi, warga di RT 07 kelurahan Gunung Lingai. (merdeka)
0 comments
Post a Comment