Thursday, April 6, 2017

Pesawat Militer Pengantar Mesin Tiba di Aceh


tauajalah.com - Satu unit pesawat militer milik US Air Force (Angkatan Udara) Amerika Serikat dengan misi mengantarkan mesin dan mekanik tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda (Sim) Blang Bintang, Aceh Besar, Selasa (4/4) pukul 17.30 WIB. Pesawat itu ikut mengantar 14 penumpang yang akan membantu proses perbaikan pesawat mereka yang tertahan di Aceh.

Pesawat berbadan besar itu merupakan jenis C-17 Galaxy (pesawat pengangkut militer). Tujuan mereka ke Aceh untuk mengantarkan mesin, suku cadang (sparepart), dan mekanik untuk perbaikan pesawat pendeteksi nuklir yang sudah 12 hari parkir di apron Bandara SIM. Sebelumnya pesawat pendeteksi nuklir jenis Boeing 707 mendarat darurat di Bandara SIM, karena mengalami kerusakan mesin saat terbang dari Diego Garcia ke Okinawa, Jepang.


Kemarin di Bandara SIM, pesawat berwarna abu-abu itu mendarat tepat pukul 17.30 WIB. Di badan pesawat bagian depan bertuliskan kode 0058 dan US Air Force sebagai tanda bahwa angkutan militer itu milik angkatan udara. Sedangkan di bagian belakang, tertera kode 90058, tulisan AMC dan McChord, serta logo bendera Amerika Serikat.

Setelah pesawat parkir di Apron dekat area kargo, beberapa awak pesawat turun untuk memeriksa kondisi area bandara di sekitar pesawat. Kemudian beberapa awak berpakaian angkatan udara langsung membuka pintu belakang dan menurunkan muatan. Selama proses bongkar muatan, mesin pesawat tetap dalam keadaan menyala.

Kemarin tampak proses bongkar barang itu menggunakan forklift yang ikut diangkut dengan pesawat tersebut. Barang yang diturunkan di antaranya tiang-tiang besi, kompresor, serta dua unit peti setinggi tiga meter, yang diduga sebagai perangkat mesin Boeing 707. Proses pendaratan hingga bongkar muatan itu mendapat pengawalan ketat dari otoritas Bandara SIM seperti Angkasa Pura, TNI AU, Bea Cukai, dan Imigrasi.

Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) SIM, Kolonel Pnb Suliono didampingi GM Angkasa Pura II, Surahmat mengatakan, pesawat itu mengangkut mesin, sparepart, serta 14 awak yang terdiri atas mekanik dan pihak pengamanan. Sehingga ditambah sembilan awak yang sebelumnya sudah berada di Banda Aceh, maka saat ini terdapat 23 awak militer Amerika yang berada di Banda Aceh. Termasuk pilot, co-pilot, dan navigator dari pesawat yang rusak.

Suliono mengatakan, pesawat Galaxy berangkat dari Washington DC, Amerika Serikat dengan rute Alaska-Okinawa, Jepang kemudian baru ke Bandara SIM, Aceh. Awalnya pesawat dijadwalkan mendarat di Blang Bintang, Jumat (31/3), ternyata setelah terjadi beberapa kali penundaan, pesawat baru tiba kemarin.

Berdasarkan informasi, terjadinya empat kali penundaan sebelumnya karena pesawat mengalami gangguan saat di Alaska, kemudian saat singgah di pangkalan AS di Okinawa, Jepang, pesawat kembali mengalami masalah, sehingga jadwal kedatangan bergeser hingga empat hari. Usai proses bongkar muatan, pesawat pengantar mesin dijadwalkan akan langsung kembali ke Jepang.


Suliono menambahkan, proses perbaikan pesawat pendeteksi nuklir milik Amerika itu akan berlangsung sekitar dua hingga tiga hari yang akan dikerjakan di Apron bandara. Perbaikan itu tetap mendapat pengawasan dari pihak keamanan Indonesia.

Ia juga menginformasikan, pada Senin (3/4) pihak Atase Pertahanan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta datang ke Bandara SIM, guna memberi konfirmasi mengenai pesawat itu kepada Danlanud serta otoritas bandara lainnya.

Suliono menyebutkan, pihak Atase Militer AS mengakui pesawat yang mendarat darurat di Aceh sebagai pesawat pendeteksi nuklir, namun pendaratan mereka di Aceh murni karena emergency tanpa ada misi lain. Sebab,lanjut Suliono yang mengutip keterangan pihak atase militer, pesawat yang mendarat darurat itu baru selesai menjalankan misi pendeteksi nuklir ke beberapa negara, sehingga saat akan kembali ke pangkalan AS di Jepang, mereka mengalami kerusakan mesin.

Sementara GM Angkasa Pura, Surahmat mengatakan, sebagai operator bandara ia hanya memastikan agar keberadaan dua pesawat militer AS itu tidak mengganggu operasional pesawat komersil. Ia menambahkan, selama proses bongkar muatan, pesawat itu juga mengisi bahan bakar avtur sebanyak 120 ton untuk persiapan kembali ke Jepang. Amatan Serambi, terdapat lima unit mobil tanki yang mengantre mengisi bahan bakar ke pesawat. (aceh.tribunenews)

0 comments

Post a Comment