TAUAJALAH.COM - Memiliki Istri cantik dengan latarbelakang keluarga miliarder.Akan membuat semura orang berfikir jika kisah hidupnya akan amat bahagia dan sejahtera.
Namun hal ini tak berlaku bagi pria satu ini.Ya memiliki istri dengan latarbekang tersebut malah membuat hidup sengsara.Malahan dirinya berencana menceraikan sang istri yang baru ia nikahi selama 5 hari.
Kog bisa ya? Berikut kisahnya yang ia bagikan beberapa waktu lalu kelaman media sosial.
Istri saya tahun ini berusia 23 tahun, ia mengatakan setelah menikah, ia ingin menjadi ibu rumah tangga full time. Jujur, saya cukup mendukung kemaunnya ini, saya pikir jadi istri tidak perlu capek bekerja, yang penting ia bisa mengurusi rumah dengan baik.
Tapi setelah menikah 5 hari, sepertinya saya sungguh menyesal dan sudah hampir tidak tahan memiliki istri seperti dia. Kamu semua jangan berfikir buruk dulu ! kalau sudah melihat kisah tragis yang saya alami dibawah ini, kamu semua akan mengerti.
Dimulai pada hari pertama, pagi-pagi ia mengukus bakpao untuk sarapan.
Kamu semua tahu kan kalau bakpao warnanya putih? saya sampai bingung kenapa ditangan istri saya, bakpaonya bisa berubah jadi hitam legam begini.
Tapi karena ini msakan pertama istri tercinta, ya tetap saya makan.
Oke rasanya benar-benar dasyat luar biasa. Gosong sampai kedalam-dalam. Saya merasa sudah cukup menerima kejutan di pagi hari. tapi saat malam hari ketika sudah pulang kerja.
Saya melihat istri saya sedang 'memasak nasi ", keringat dingin saya langsung mengalir dera dan langsung mematikan kompornya !, kalau saya telat satu menit saja, mungkin rumah saya sudah kebakaran.
Tidak hanya itu, istri saya juga memasak kuah. iya kuah pisang utuh + Sedikit tulang babi. Demi menghargai masakan sang istri, saya masih menyicip satu sendok tapi saat itu juga saya langsung ingin muntah.
Berlanjut di hari kedua, saya bilang pada istri untuk tidak perlu memasak makanan sulit. Masak yang gampang saja, seerti bubur juga sudah oke. dan akhirnya terjadilah bubur cokelat. " Duh sayang, sebenarnya masak bubur polos ajah udah cukup kok."
Ia membalas ." Gak papa, saya juga ada masak mie rebus.loh."
Mendengar kalimat itu , saya sudah sedikit lega, tapi ternyata semuanya belum selesai.
Ia malah mencampurkan wijen hitam dalam mie instan.
Saat itu ekspresi wajah saya sudah mulai tidak enak, akhirnya istri pun megnatakan .|" Atau mau direbusin telur. "?
'Boleh." jawab saya semangat. Saya kira akhirnya surga saya datang.
Tapi ternyata, kenyataan berkata lain, lagi-lagi saya dibawa masuk ke neraka.
Dengan beginilah saya terus kena serangan bertubi-tubi.
Ini menu makan malah haru kedua, saya sudah tidak tahu lagi benda apa yang ia masukan ke dalam.
Di hari Tiga, istri saya mengatakan . " hari ini rebus sayur saja ya. Harus makan sayur nih, biar sehat.". tapi nyatanya.. saya hanya bisa bilang padanya, sayurnya terlalu besar tidak baik untuk gigi.
Siang istri saya masih berniat membuat cemilan biskuit. bahkan ia mengatakan sedang berlatih, agar saat sudah punya anak nanti, ia bisa membuat biskuit homemade kasih sayang untuk anak-anak.
ini dia biskuti pelangi
Lalu berlanjut di hari keempat
Hemm, mau bikin bakwan sayur katanya
Dalam hati saya hanya bisa bergumam . " itu pancinya baru dibeli."
Ia juga mengatakan bakwan sayur kurang bergizi, tambah telur ceplok deh.
Ya mau makam telur yang rame rasanya, nih manis asam asin udah kayak nano nao.
hari kelima
Saya sudah hampir tidak kuat lagi, saya pun berkata kepada istri. " kita makan sayur rumaha saja yuk!, direbus atau ditumis biasa saja.
ya ternyata sampai di hari ke-lima, istri saya sekali tidak mengalami kemajuan
Setelah makan ia pun membuatkan makaanan penutup mulut
Nih ada es pisan. waktu melihat saya sungguh sudah hampir jatuh pingsan tapi di saat yang sama saya juga masih mencium bau aneh.
saya langsung pergi kedapur untuk memeriksan ternyata ada spageti yagn direbut dan tengah hangus.
gila cukup sudah, setelah membereskan semuanya , saya pun langsung bergegas ke rumah sakit.
Ketika terbaring dikamar paisen, saya hanya bisa sedih bergumam.
sepertinya pernikahan dan hidup saya sudah hampir selesai, benar gak tahan lagi.(tribune)
0 comments
Post a Comment