Thursday, April 6, 2017

KEISTIMEWAAN WISATA PERKEBUNAN TEH ORTHODOX TERTUA DI INDONESIA


tauajalah.com - Kepopuleran perkebunan Kayu Aro memang tidak terbatas hanya dari usianya yang sudah mencapai se-abad lebih saja namun juga dari kualitas teh tidak bisa diragukan lagi, terbukti pada masa penjajahan kolonial Belanda, daun teh yang dipetik dari perkebunan Kayu Aro begitu digemari oleh Ratu Inggris dan juga Ratu Belanda. Beberapa dari kalian mungkin bertanya-tanya, sebenarnya apa yang membuat cita rasa teh orthodox begitu nikmat?

Secara umum ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kualitas dari daun teh beberapa diantaranya adalah cara pemetikan dan juga proses pengolahan daun teh.

Dari zaman kolonial Belanda hingga saat ini, teknik yang digunakan Kayu Aro untuk mengolah daun tehnya ini masih sama. Pemetikan teh dilakukan dengan menggunakan tangan, tangan-tangan terampil ini membuat daun-daun teh yang masih muda tidak ikut tercabut.

Bukan hanya fokus menghasilkan teh orthodox berkualitas terbaik, perkebunan Kayu Aro juga turut memastikan keamanan teh saat dikonsumsi dengan memperhatikan prosedur pengolahan teh yang baik.

Bagi Anda yang merasa penasaran bisa juga melakukan wisata perkebunan teh dengan datang langsung ke Kabupaten Kerinci. Di sini kalian akan melihat serbuk-serbuk teh, karena memang teknik pengolahan yang digunakan masih konvesional.

Pada prosesnya tidak ditambahkan bahan-bahan kimiawai kedalam ramuan teh termasuk bahan perasa, pengawet ataupun pewarna sekalipun. Hal ini jugalah yang menjadi keunggulan dari teh orthodox yang dihasilkan Kayu Aro karena teh yang dihasilkan bercita rasa alami daun teh dari perkebunan teh Kayu Aro tersebut.


Keistimewaan lainnya yang dimiliki oleh Kayu Aro adalah ketinggiannya yang mencapai 1.600 meter dpl di atas permukaan laut dan secara otomatis menempatkannya pada posisi ke dua di dunia setelah Perkebunan Teh Darjeeling yang berada di India dengan rata-rata ketinggian mencapai 2050 meter di atas permukaan laut.

Bukan hanya itu saja perkebunan ini berdiri di lahan dengan luas area perkebunan mencapai 3.020 hektar. Angka ini menjadikan Kayu Aro termasuk kedalam kebun teh terluas di Indonesia dan di dunia.

Tidak mengherankan jika nama perkebunan teh Kayu Aro tidak hanya populer di tanah air namun juga sudah terdengar hingga ke mancanegara. Hal ini tentu sangat membanggakan bukan?

Keunggulan yang dimiliki oleh perkebunan ini adalah lokasinya berada di daerah tropis, yang membuat produksinya menjadi seragam dari waktu ke waktu dan juga masa panen pucuk teh yang berlangsung sepanjang tahun.




Teh orthodox sendiri adalah nama lain untuk teh hitam yaitu jenis teh yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dibandingkan dengan jenis teh lainnya. Dengan berbagai keunggulan ini tentu menjadi pengalaman yang menyenangkan jika bisa melakukan wisata perkebunan teh. Sembari menikmati keindahan alam yang kaya, Anda juga bisa menikmati teh hitam bercita rasa terbaik di dunia.


Berbicara mengenai sejarah perkebunan teh Kayu Aro, berarti berbicara mengenai sejarah perkembangan teh yang ada di Indonesia. Perkebunan teh orthodox ini mulai dibuka di tahun 1925 oleh Namblodse Venotschaaf Handle Vereniging Amsterdam (NV HVA) yang tidak lain adalah perusahaan Belanda.

Adapun proses penanaman pohon teh pertama di area perkebunan ini adalah pada tahun 1929 sementara pembangunan pabrik teh pertama di kawasan Kayu Aro sendiri dilakukan pada tahun 1932 di mana pada waktu itu pabrik ini mampu memproduksi pucuk teh sekitar 90 ton per hari. Pada saat ini perkebunan teh orthodox ini dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara VI.



Berlokasi di Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, perkebunan ini juga dibuka sebagai tempat wisata.  Yup, wisata perkebunan teh memang bisa menjadi pilihan alternatif dalam mengisi waktu berlibur yang menyenangkan dan murah meriah.


Anda  tidak perlu mengeluarkan kocek sedikit pun alias gratis jika ingin menikmati keindahan dan mencium harumnya aroma teh hitam di lokasi ini. Untuk dapat mencapai perkebunan di kaki Gunung Kerinci ini waktu tempuh diperlukan untuk melakukan perjalanan sejauh 300 km dari dari pusat kota Padang ini adalah sekitar 7 jam.

Tentu dibutuhkan kondisi tubuh yang prima dan stamina yang kuat mengingat perjalanan ini perjalanan yang singkat dan cukup menguras tenaga. Namun meskipun demikian dijamin rasa lelah akan seketika hilang saat Anda sampai di wisata perkebunan teh orthodox yang satu ini.


Sejauh mata memandang hanya terlihat pemandangan alam yang menyejukkan mata dengan kualitas udara yang bersih dan segar. (jalansanasini)

0 comments

Post a Comment