tauajalah.com - Sedikitnya 20 orang tewas ketika sebuah kapal feri yang membawa sejumlah tamu pesta pernikahan bertabrakan dengan kapal tongkang di sungai Myanmar, Jumat (7/4/2017) malam.
Pihak berwenang pada Sabtu (8/4/2017) mengatakan, dikhawatirkan ada banyak yang tengelam karena upaya penyalamatan baru dilakukan pada Sabtu siang.
Menurut para pejabat, sebagian besar korban tewas adalah perempuan.
Feri yang membawa tamu pesta nikah itu tenggelam di sungai di Nga Wun, kota pelabuhan Pathein, barat dari Yangon, ibu kota komersial Myanmar.
"Secara keseluruhan 16 perempuan dan empat laki-laki tewas dalam kecelakaan kapal feri tersebut," kata anggota parlemen lokal, Aung Thu Htwe kepada Agence France-Presse, Sabtu.
"Kami memperkirakan sembilan orang masih hilang," katanya sambil menambahkan bahwa sekitar 30 orang berhasil diselamatkan pada saat kejadian, Jumat malam.
Kapal feri itu diyakini membawa antara 60 dan 80 orang ketika musibah tabrakan terjadi, kata media pemerintah dan seorang perwira polisi setempat.
"Mereka menyeberang ke sisi lain sungai setelah menghadiri pernikahan di Pathein. Kebanyakan dari mereka adalah kerabat dari desa yang sama," kata polisi yang meminta namanya tidak disebut.
Pada saat terjadi tabrakan di sungai tersebut, keadaan sekitar gelap gulita. Foto di media lokal menunjukkan, regu penyelamat bekerja di kegelapan pada Sabtu dini hari untuk mengevakasi mayat.
Pemerintah setempat dan petugas Palang Merah setempat kembali melakukan operasi pencarian pada Sabtu pagi. "Kami akan melakukan pencarian dan penyelamatan sepanjang hari ini," katanya.
Kecelakaan fatal perahu-perahu sungai ini umum terjadi di Myanmar. Sementara banyak warga yang tinggal di tepi sungai sangat rawan diterjang banjir.
Mereka mengandalkan feri yang justru sering penuh sesak untuk bertransportasi.
Pada Oktober 2016 ada 73 orang, umumnya guru dan siswa, tewas ketika kapal mereka terbalik akibat kelebihan muatan di Sungai Chindwin, Myanmar tengah.
Sebelumnya, pada awal April 2016, setidaknya 21 orang, termasuk sembilan anak-anak, tewas setelah kapal mereka tenggelam di lepas pantai Rakhine, salah satu negara bagian di Myanmar.
Sekitar 60 orang lagi tewas pada Maret 2015, ketika feri mereka tenggelam di alur yang sangat berbahaya di sungai yang sama di Rakhine.(kompas)
0 comments
Post a Comment