tauajalah.com - Peran guru ngaji dan sekolah minggu dalam membentuk akhlak mulia para generasi emas bangsa di tengah-tengah kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang semakin pesat menjadi sebuah pondasi untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya cerdas secara fisik namun juga emosional serta menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pancasila. “Sering kali kita melupakan mereka, namun peran mereka sangat dibutuhkan dalam mendidik anak untuk menjadi manusia yang tidak hanya pintar tapi juga memiliki akhlak mulia”, tutur Tri Rismaharini Walikota Surabaya dalam Pembinaan Guru Ngaji dan Sekolah Minggu di Surabaya, Kamis (30/03).
Risma -sapaan Walikota- mengajak kepada
guru ngaji dan sekolah minggu untuk menekankan kepada seluruh anak agar
saling menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi persatuan. Tidak hanya
itu, Risma juga berharap agar anak-anak Surabaya memiliki kepekaan
terhadap lingkungan sosial yang tinggi. “Sejak awal kita telah
ditakdirkan berbeda-beda ada yang kulitnya hitam dan putih, ada juga
rambutnya yang keriting juga lurus namun kita sudah sepakat bahwa satu
tanah bangsa satu tanah air Indonesia”.
Orang nomor satu di jajaran Pemkot
Surabaya tersebut bercerita ketika menemui orang yang tertidur di
pinggir jalan namun tidak bangun-bangun, sembari menunggu waktu untuk
menghadiri sebuah acara di Jakarta dirinya membawa orang tersebut ke
rumah sakit. “Saya sampai berputar beberapa kali namun orang tersebut
tidak ada yang memperhatikan, oleh sebab itu dirinya tidak ingin warga
Surabaya tidak memiliki kepekaan sosial terhadap sesama”.
Mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya itu
berharap agar para guru ngaji dan sekolah minggu dapat mengajarkan
kepada anak tentang kesulitan orang lain, jangan sampai hati dan pikiran
mereka mati. Selain itu para guru ngaji juga diharapkan dapat menguasi
teknologi, karena dengan teknologi mereka dapat melihat keluar, mana
yang baik dan mana yang tidak baik. “Mari kita isi anak-anak dengan
kegiatan yang positif, penjajahan ke depan adalah pada kemiskinan dan
perekonomian, anak yang kreatif adalah anak yang mampu bertahan serta
mampu menyelesaikan masalahnya sendiri”.
Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik)
Surabaya Ikhsan, mengatakan Pemkot Surabaya melalui Dispendik terus
berupaya dalam meningkatkan kesejahteraan guru ngaji dan sekolah minggu
dengan memberikan bantuan transport. “Setiap tahun ada peningkatan namun
tidak besar, jika tahun lalu mereka medapatkan Rp. 250.000/bulan maka
di tahun 2017 ini mendapatkan 300.000/bulan”.
Selain bantuan transport Pemkot Surabya
juga memberikan BPJS Kesehatan kepada 12.000 guru ngaji dan sekolah
minggu se-Surabaya. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada pilar-pilar moral bangsa tersebut.
Sementara itu, Kepala Kemenag Surabaya
Haris Hasanudin berujar para siswa tidak hanya cukup hanya dengan
dibekali ilmu pengetahuan saja, namun mereka juga harus dibekali dengan
ilmu agama agar menjadi para generasi emas yang memiliki ahklak mulia.
Sumber : menpan.go.id/berita-terkini/
0 comments
Post a Comment